Terimakasih atas kunjungan dan partisipasi anda...

Rabu, 20 Juni 2012

PENDUDUK CODE DAN PERMASALAHANNYA


BAB II
PEMBAHASAN

A. PROFIL DUSUN TEGAL PANGGUNG
Kelurahan Tegalpanggung termasuk dalam Wilayah Kecamatan Danurejan Kota Yogyakarta. Luas wilayah kalurahan ini kurang lebih 35.0575 Ha. Kelurahan Tegalpanggung terletak di Pusat Kota Yogyakarta dengan identifikasi sebagai berikut : Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 0,3 Km dan Jarak dari Ibukota Propinsi/Kota Yogyakarta : 2,5 Km. Tegalpanggung terdiri atas 16 RW, 66 RT.  Adapun batas-batas Kelurahan Tegalpanggung adalah sebagai berikut : sebelah Utara berbatasan dengan : Kelurahan Kotabaru, sebelah Timur berbatasan dengan : Kelurahan Bausasran, sebelah Selatan berbatasan dengan : Kelurahan Purwokinanti dan sebelah Barat berbatasan dengan : Kelurahan Suryatmajan.
Kelompok kami melakukan observasi di dekat sungai code di RT 2 Desa Ledok tukangan, kelurahan Tegalpanggung, kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta. Desa tersebut kurang lebih mempunyai warga berjumlah 30 Kepala Keluarga. Sebagian besar penduduknya sebagai pedagang/wiraswasta, karyawan swasta, buruh, dan lainnya terdiri dari PNS, Pensiunan, Jasa, dan sebagainya. Yang paling dominan desa RT 2 bekerja menjadi pedagang di Malioboro, sehingga masyarakat tidak menganggur karena memilih untuk menjadi pedagang di Malioboro apabila tidak mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Rata-rata pendidikan di Desa tersebut hanya lulusan SMA/Sederajat, tidak banyak yang berminat untuk meneruskan ke Perguruan Tinggi. Desa ini tidak terdapat Karang Taruna, tetapi disaat lingkungan sekitar dilihat sudah agak kotor dan kurang rapi warga masyarakat langsung melakukan gotong royong membersihkan desa tersebut. Posyandu dilaksanakan lima bulan sekali yang bertempat di RW tersebut. Kerjasama dan solidaritas yang baik juga ditunjukan kepada RT 1 apabila terkena lahar dari sungai code.
B. PERMASALAHAN YANG ADA
1. Masalah pengangguran
Masalah pengangguran ini jumlahnya tidak terlalu banyak,karena banyak warga di RT ini kebanyakan mendongkrak ekonominya dengan cara berjualan di malioboro.
2. Masalah Lingkungan
Lingkungan yang kotor karena sampah yang sedikit menggunung tetapi tidak terlalu parah karena dapat diminimalisir dengan sikap dari warga yang senang bekerja bakti setiap minggunya dan juga datangnya organisasi lain yang mengamati keadaan sekitar dan juga datang untuk mengadakan kerja bakti
3. Pemuda Mabuk – Mabukan
Pernah terjadi pada waktu malam hari, pemuda pengangguran yang mabuk – mabukan membuat warga resah. Tetapi karena sikap kekompakan warga membuat daerah tersebut menjadi aman karena selalu diadakan ronda malam dan memberikan sanksi untuk para pemuda mabuk.
4. Pendidikan
Latar belakang warga yang berpendidikan hanya lulusan SMA / SMK membuat warga memilih untuk bekerja menjadi pedagang disekitar kawasan Malioboro. Warga yang bekerja menjadi pegawai tidak banyak karena kebanyakan mereka hanya sebagai pendatang.
5. Gedung TK
Keadaan yang tidak memungkinkan karena lahan yang sempit sedangkan pemukiman tersebut yang padat penduduk membuat minimnya prasarana gedung Taman Bermain anak yang minim. Bahkan gedung sekolah TK yang masih menjadi 1 gedung dengan masjid. Tetapi selama ini itu tidak menjadi persoalan serius karena disaat waktunya sholat, kegiatan di TK tersebut telah berakhir.
6. Banjir Lahar Dingin
Sesungguhnya permasalahan yang sangat mendasar di kawasan Code yaitu terjadinya Banjir Lahar Dingin yang terjadi karena hujan deras di puncak merapi. Hujan deras yang mengguyur puncak Gunung Merapi mengakibatkan terjadinya banjir lahar dingin hingga Kota Yogyakarta, seperti yang ada di bantaran Kali Code. Kejadian tersebut membuat sebagian besar rumah yang ada di bantaran Kali Code tergenang air hingga satu meter dan merusak sejumlah prasarana umum seperti jembatan dan talud.
Banjir itu bukan saja membawa lahar, tapi juga batu-batu berukuran raksasa.  Pada banjir lahar dingin, Senin 3 Januari 2011, batu-batu besar seukuran minibus menghantam wilayah-wilayah di sekitar kali Opak, Sleman, Yogyakarta serta banjir yang melanda daerah kawasan sekitar code. Lahar dingin yang menyapu hari Rabu lalu, menghantam jembatan di Salam, hingga ambruk. Jalur Magelang- Yogyakarta putus. Rumah-rumah warga di sekitar sungai terbenam. Bukan oleh air, tapi lumpur dan pasir yang memadat.
Itu sebabnya, usai memantau aktivitas Merapi, semua petugas BPPTK kini mengawasi ancaman banjir lahar dingin. Tak cuma di lereng, semua sungai yang berhulu di kaki Merapi berpotensi banjir lahar. Apalagi material vulkanik saat ini telah memenuhi aliran sungai. Jadi, upaya pengerukan dan pembuatan tanggul harus segera dilakukan.
Yang juga mendesak dan harus diutamakan adalah keselamatan penduduk di bantaran sungai. Saat peringatan dini muncul, warga tak punya pilihan, harus menghindar dari daerah aliran sungai, juga wilayah yang dijangkau luapan banjir.
Instrumen peringatan dini lain yang perlu dipertimbangkan adalah sistem monitor aliran lahar yang dapat mendeteksi vibrasi tanah saat terjadi rayapan banjir lahar. “Seluruh sistem ini memungkinkan memberi peringatan dini untuk menekan sekecil mungkin kerugian baik harta maupun jiwa penduduk di sekitar jalur sungai yang berhulu di puncak Merapi.
Dalam upaya untuk mengatasi banjar datang, masyarakat dari RT 2,3,4,5 saling begotong royong untuk mengevakuasi penduduk di RT 1. Mereka dievakuasikan di masjid, maupun rumah-rumah yang tidak terkena banjir. Untuk bahan pokok seperti makanan, air mineral, dan pakaian sudah di datangkan langsung dari pemerintah daerah yogyakarta, donatur, maupun dari tokoh-tokoh dan calon-calon wakil rakyat tertentu.
C. SOLUSI YANG DISARANKAN
Banjir lahar yang sering membuat warga menjadi gelisah, kami menyaran kan untuk:
1        Selalu Siap Sedia Tas Siaga
Tas siaga dapat digunakan disaat kapanpun dibutuhkan, dimana yang dimaksud dengan tas siaga yaitu tas yang berisi perlengkapan darurat yang dapat digunakan disaat mengungsi. Dengan begitu warga tidak panik apabila banjir datang, karena mereka sudah menyiapkan sebelumnya sehingga korban jiwa dapat diminimalisir karena warga dapat cepat diungsikan ketempat yang aman.
2        Didirikannya Pos Pemantauan Ditepi Sungai
Pemantauan yang dilakukan secara berkala akan membuat para warga lebih waspada, apabila air sungai mulai meluap maka akan dibunyikan sirine untuk diberitahukan pada warga.
3        Warga Di Larang untuk Membuang Sampah Disungai
Untuk melakukan pencegahan awal supaya banjir tidak parah, maka warga sekitar dilarang untuk membuang sampah disungai karena itu akan membuat aliran air mampet dan apabila banjir datang tidak dapat mengalir dengan lancar.
4        Posko Bencana Harus selalu Dirawat
Posko – posko pengungsian yang sudah didirikan oleh pemerintah hendaknya dirawat dengan baik dan tidak disalahgunakan. Sehingga pada waktu saatnya diperlukan sudah dalam kondisi siap digunakan serta sarana dan prasarananya yang dalam keadaan baik.
5        Penyuluhan Pada Warga Untuk Tidak Panik Menghadapi Bencana
Diadakannya suatu pelatihan pada warga bagaimana cara – cara yang benar dan baik saat terjadinya bencana akan membuat warga menjadi tidak panik. Karena dengan itu resiko trauma pada masyarakat akan dapat dikendalikan serta masyarakat dapat mengungsi dalam keadaan yang tenang.

0 komentar:

Posting Komentar