Terimakasih atas kunjungan dan partisipasi anda...

Rabu, 20 Juni 2012

PENDIDIKAN PRANIKAH


Kurikulum Pendidikan Pra Nikah
Keluarga memang menjadi tempat paling penting dalam penanaman ilmu keIslaman. Karena di sinilah anak akan belajar untuk pertama kalinya sebelum memperoleh ilmu dari luar lingkungan keluarga. Kerjasama yang baik antara Ayah dan Ibu sangat vital dalam proses tumbuh kembang anak. Akan tetapi, peran keluarga sebagai insititusi pendidikan non formal juga harus mendapat dukungan dari institusi pendidikan formal mulai dari dasar hingga tingkat lanjut. Seperti dijelaskan di awal, bahwa pernikahan adalah hal rumit dan ini harus dipaparkan dengan gamblang dari yang bersifat umum hingga mendetil bagaimana Islam mengatur hal tersebut. Mungkin ada permasalahan yang orangtua belum bisa menyampaikan dan harus disampaikan oleh yang lebih ahli dan berilmu.

Perguruan tinggi sebagai salah satu institusi pendidikan formal, lebih-lebih perguruan tinggi Islam harus mengambil peran tersebut. Sebagai perguruan tinggi, tentunya institusi mempunyai tujuan agar para lulusannya bisa meniti karir dengan sukses. Kurikulum dan segala perangkatnya akan didesain sedemikian baik untuk menunjang harapan tersebut. Kondisi terbalik ketika berbicara masalah keIslaman, utamanya pada institusi pendidikan Islam, penyampaian ilmu agama termasuk diantaranya munakahat kurang mendapat perhatian lebih. Ini bisa dilihat dari porsi belajarnya yang relatif kecil. Sangat disayangkan jika para mahasiswa harus mencari ilmu agama di luar kampus, padahal dalam kesehariannya mereka menuntut ilmu di kampus yang berbasis agama. Sudah sepatutnya kondisi paradoks tersebut segera disikapi.
Padahal, kedudukan ilmu pengetahuan tentang membina rumah tangga yang Islami mempunyai andil yang cukup besar dalam kehidupan manusia. Apalah arti karir sukses jika di level rumah tangga hancur berantakan karena tidak tahu bagaimana membinanya dalam bingkai Islam? Bagaimana dia akan bisa menjadi manajer yang baik di perusahaan jika di rumah dia gagal membina istri dan anak? Lebih menderita karena kegagalan membina rumah, membina anak, akan berimbas pada nasib manusia di akhirat nanti. Dan rasanya kurikulum pendidikan pra nikah lebih urgent serta layak diberikan ketimbang sekedar menyampaikan pendidikan seks kepada remaja.
Maka cukuplah Rasulullah SAW menjadi suri tauladan. Beliau adalah seorang pemimpin negara, pebisnis sukses, panglima perang yang gagah berani, tetapi beliau juga adalah seorang suami yang baik, dan ayah yang sangat menyayangi anak-anaknya. Baik di dalam maupun luar rumah beliau tetap menjadi idola.
Marilah berupaya sekuat tenaga mengamalkan segala yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Semoga Allah menjadikan rumah tangga yang kita bina adalah rumah tangga yang diberkahi, sehingga bisa menjadi jalan mencapai ridho Allah yaitu Surga yang penuh dengan kenikmatan. Semoga shalawat dan salam tercurah atas Nabi Muhammad keluarga beliau dan seluruh sahabat-sahabatnya.


0 komentar:

Posting Komentar