ETIKA PENDIDIKAN
Etika
menurut Franz Magnis Suseno (1989) adalah pemikiran sistematis tentang
moralitas, dimana yang dihasilkannya secara langsung bukan kebaikan, melainkan
suatu pengertian yang leih mendasar dan kritis. Etika pada hakikatnya mengamati
realitas moral secara kritis, tidak memberikan ajaran, melainkan memeriksa
kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, norma-norma, dan pandangan-pandangan moral
secara kritis. Etika bisa memiliki banyak arti dan tentu saja arti tersebut
saling erkaitan, yaitu : etika bisa dijelaskan sebagai cara pandang manusia
atau sekelompok manusia terhadap dua hal yaitu aik dan buruk; etika merupakan
ilmu dalam mempertimbangkan perbuatan manusia, sehingga bisa dinilai baik atau
buruknya; etika adalah ilmu untuk mengkaji berbagai norma yang ada dalam
masyarakat; dan etika merupakan pegangan nilai yang universal atau umum bagi
suatu masyarakat. Pada dasarnya etika dibedakan dalam tiga pengertian pokok,
yaitu:
a) ilmu tentang apa yang baik dan
kewajiban moral, b) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak atau
perilaku menggambarkan nilai etis dan moralitas, c) nilai mengenai benar dan
salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tika adalah niilai-nilai atau kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya.
Etika : ilmu yang mencari
orientasi
Salah satu kebutuhan manusia yang
paling fundamental adalah orientasi. Sebelum kita dapat melakukan sesuatu
apapun kita harus mencari orientasi dulu. Kita harus tahu dimana kita berada,
dan kearah mana kita harus bergerak untuk memulai tujuan kita. Tanpa orientasi
kita tidak tidak tahu arah dan merasa terancam. Etika juga bisa membantu kita
untuk mencari orientasi, dengan Tujuan agar kita tidak hidup dengan cara ikut-ikutan
saja terhadap beragai pihak yang menetapkan bagaimana kita harus hidup,
melainkan agar kita dapat mengerti sendiri mengapa kita harus bersikap.
Etika dan ajaran moral
Sumber langsung ajaran moral bagi
kita adalah berbagai orang dalam kedudukan yang berwenang, seperti orang tua
dan guru, pemuka masyarakat dan agama, adapun sumber dasar ajaran-ajaran itu
adalah tradisi dan adat istiadat, ajaran agama-agama atau ideologi-ideologi
tertentu.
Etika bukan suatu sumber tambahan
bagi ajaran moral, melainkan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar
tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah sebuah ilmu,
bukan sebuah ajaran. Etika dan ajaran moral tidak berada ditingkat yang sama. Jadi
etika kurang dan lebih dari ajaran moral. Kurang karena etika tidak berwenang
untuk menetapkan, apa yang boleh kita lakukan dan apa yang tidak. Wewenang itu
di klaim oleh berbagai pihak yang memberikan ajaran moral. Lebih, karena etika
berusaha untuk mengerti mengapa atau atas dasar apa kita harus hidup menurut
norma – norma tertentu.
Guna etika
Setiap orang perlu bermoralitas,
tetapi tidak setiap orang perlu beretika, karena etika adalah pemikiran
sistematis tentang moralitas. Yang dihasilkannya secara langsung bukan kebaikan
melainkan suatu pengertian yang lebih mendasar dan kritis.
Ada
empat alasan mengapa etika pada zaman kita semakin perlu :
·
Pertama, kita hidup dalam masyarakat
yang semakin pluralistik juga dalam bidang moralitas. Setiap hari kita bertemu
orang – orang dari suku, daerah, dan agama yang berbeda – beda. Kesatuan
tatanan normatif sudah tidak ada lagi.
·
Kedua, kita hidup dalam masa
transformasi masyarakat yang tanpa tanding. Perubahan itu terjadi di bawah
hantaman kekuatan yang mengenai semua segi kehidupan kita, yaitu gelombang
modernisasi.
·
Ketiga, tidak mengherankan bahwa proses
perubahan sosial budaya dan moral yang kita alami ini dipergunakan oleh
berbagai pihak untuk menawarkan ideologi – ideologi mereka sebagai obat
penyelamat. Etika dapat membuat kita sanggup untuk menghadapi ideologi –
ideologi itu dengan kritis dan obyektif dan untuk membentuk penilaian sendiri,
agar kita tidak terlalu mudah terpancing emosi.
·
Keempat, etika juga diperlukan oleh kaum
agama yang di satu pihak menentukan dasar kemaantapan mereka dalam iman
keercayaan mereka, dilain pihak sekaligus mau berpartisipasi dengan tidak
menutup diri dalam semua dimensi kehidupan masyarakat yang sedang berubah.
Metode
etika
Ada suatu cara
pendekatan yang dituntut dalam semua semua aliran yang pantas disebut etika,
ialah pendekatan kritis. Etika paada hakikatnya mengamati realitas moral secara
kritis. Etika menuntut pertanggung jawaban dan mau menyingkapkan kerancuan.
Etika tidak membiarkan pendapat – pendapat moral begitu saja melainkan menuntut
agar pendapat – pendapat moral dikemukakan pertanggungjawaban. Etika berusaha
untuk menjernihkan permasalahan moral.
Etika
pendidikan
Undang-undang
No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk mencapai cita-cita luhur
tersebut, pemerintah dan masyarakat telah melakukan berbagai usaha dalam
peningkatan kualitas pendidikan yang tentu saja sebagian dari peningkatan
kualitas itu sudah kita rasakan bersama namun masih kurang optimal.
Dalam sejarah
pendidikan Indonesia, pola serta metode yang dijalankan umumnya menganut serta
mengadopsi akar budaya bangsa kita yakni mengedepankan output anak didik yang
sopan santun, pintar, berkhlak yang disebut juga etika. Tapi kenyataannya kita
dihadapkan pada pergeseran nilai yang menggamarkan adanya pandangan yang
berbeda tentang nilai-nilai yang dianut oleh generasi sebelumnya dengan
generasi penerusnya.
SUMBER :
Magnis
Suseno, Frans. 1987. “Etika Dasar”. Yogyakarta: Kanisius
0 komentar:
Posting Komentar