Setelah penyakit mulai
menyerang, orang baru sadar kalau ada yang salah dengan gaya hidup.
Salah satu yang paling berpengaruh adalah pola makan.
Prinsipnya,
pengaturan pola makan bisa mencegah atau menahan agar sakit tidak
tambah parah,” kata Elvina Karyadi, dokter ahli gizi.
Beberapa
penyakit, seperti diabetes mellitus dan asam urat, tak bisa sembuh
total. Namun, dengan pengaturan pola makan yang baik, perkembangan
penyakit bisa dihambat agar tak bertambah parah. Pengaturan pola makan
ditambah dengan olahraga dan istirahat cukup diharapkan dapat
meningkatkan kualitas hidup penderita.
Sehari-hari,
lemak membuat makanan lebih gurih dan lezat. Namun, lemak juga memberi
sumbangan besar bagi risiko beberapa penyakit. Sebagian besar penyakit
akibat gaya hidup salah ini memerlukan pengaturan komposisi makan.
Salah
satu komponen yang terutama harus dikurangi adalah konsumsi lemak.
Beberapa penyakit, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi,
asam urat, dan jantung koroner, memiliki hubungan dengan kegemukan.
Penyakit ini bisa menjadi penyebab dari komplikasi dan menimbulkan
penyakit lain.
Penyakit
akibat gaya hidup yang jumlah penderitanya paling banyak adalah
jantung koroner. Penyakit yang biasa disebut ”penyakit makan enak” ini
bisa dicegah akibatnya dengan perbaikan gaya hidup. Penyakit ini
terjadi akibat penyempitan, penyumbatan pembuluh darah. Hal ini
menyebabkan aliran darah ke jantung terhenti, atau jantung tak lagi
dapat memompa darah ke seluruh tubuh.
Diperlukan
diet seimbang untuk penyakit jantung koroner, yaitu mengonsumsi makan
secara seimbang antara karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
mineral.
Untuk
mencegah penimbunan lemak dalam pembuluh darah, penderita perlu
menghindari lemak jenuh seperti lemak sapi, kambing, makanan bersantan,
dan goreng-gorengan. Sebagai pengganti daging, makanan seperti ayam,
ikan, atau putih telur dan protein nabati seperti tahu dan
kacang-kacangan.
Kolesterol tinggi
Pada umumnya, makanan yang banyak mengandung lemak juga mengandung kolesterol.
Bagi
penderita kolesterol tinggi harus mengurangi asupan lemak jenuh dan
makanan yang mengandung kalori tinggi, seperti kue tar, es krim, dan
gorengan. Selain itu, penderita kolesterol tinggi harus menghindari
jenis makanan rendah lemak namun tinggi kolesterol, seperti kuning
telur, otak, dan jeroan.
Mengonsumsi
bahan makanan serat terutama sayur dan buah serta beberapa jenis serat
lain seperti havermouth juga baik bagi penderita kolesterol tinggi.
Untuk menurunkan kolesterol, bisa mengonsumsi vitamin E, vitamin C, dan
berbagai zat lain seperti niasin dan lesitin yang terkandung dalam
beras, kedelai, gandum, kacang kedelai, dan bawang putih.
Untuk
penderita penyakit diabetes mellitus, menurut Elvina, pada prinsipnya
harus melakukan pengaturan makan dengan mengurangi karbohidrat
kompleks. Makanan pokok yang banyak mengandung serat seperti ubi sangat
dianjurkan dibandingkan dengan nasi dan kentang.
Diet
bagi penderita diabetes harus dikonsultasikan dengan dokter untuk
mengatur jumlah, jadwal, dan jenisnya. Jumlah kalori mesti pas sesuai
kebutuhan, tak lebih atau kurang. Jadwal harus dibuat tiga kali makan
utama dan tiga kali makan antara dalam selang waktu tiga jam. Penderita
harus membatasi makanan tinggi kalori, tinggi lemak, dan tinggi
kolesterol. Makanan yang dianjurkan adalah sayur dan buah yang kurang
manis, seperti apel, pepaya, tomat, kedondong, salak, dan pisang.
Dalam
buku Kiat Mengatasi Penyakit yang ditulis Elvina Karyadi disebutkan,
bawang merah, bawang putih, dan buncis baik dikonsumsi penderita
diabetes karena berefek menurunkan lemak dan kadar glukosa darah.
Penyakit
lain yang bisa dikurangi efeknya dengan mengatur pola makan adalah
hipertensi dan asam urat. Untuk penderita hipertensi, selain mengatur
asupan kalori yang seimbang, juga harus dibatasi makanan yang
mengandung banyak lemak dan kolesterol. Asupan garam (natrium klorida)
juga mesti dikurangi.
Masalahnya,
banyak makanan yang tanpa disadari mengandung banyak garam, mulai dari
camilan seperti biskuit dan mi instan sampai makanan diawetkan semisal
ikan asin, serta bumbu seperti kecap, terasi, dan taoco. Untuk
mengurangi tekanan darah, dapat dengan meningkatkan asupan kalium
berbentuk suplemen atau lewat sayur yang mengandung banyak mineral,
seperti seledri, kol, jamur, dan kacang-kacangan.
Untuk
penderita asam urat, terdapat sederetan makanan mengandung purin yang
harus dihindari, seperti jeroan, kacang-kacangan, dan makanan laut.
Penderita asam urat sebaiknya mengonsumsi makanan berkarbohidrat
seperti nasi, terigu, roti, dan singkong. Namun, karbohidrat sederhana
seperti gula dan permen sebaiknya dihindari.
Penderita
asam urat, menurut Elvina, hanya perlu sedikit protein dan lemak,
terutama protein hewani. Hal khusus yang harus diperhatikan adalah
minum banyak air putih agar pengeluaran lewat urine lancar. ”Dengan
pola makan terkontrol, kemungkinan penyakit kambuh kecil,” kata Elvina.
Sumber : dechacare.com DALAM http://tahesta.com/main/2012/01/20/pola-makan-vs-gaya-hidup.html
0 komentar:
Posting Komentar