Terimakasih atas kunjungan dan partisipasi anda...

Senin, 11 Juni 2012

DILEMA BEASISWA

DILEMA BEASISWA

Anyda Dyah S.F

Siapa si yang tidak mau menerima beasiswa? Kebanyakan mahasiswa mau alias tidak menolaknya untuk menerimanya. Hanya orang – orang tertentu yang merasa takut menerimanya karena takut akan pertanggung jawabannya kelak.

Beasiswa yang diberikan biasanya diperuntukkan untuk mahasiswa yang kurang mampu tetapi ada juga yang diperuntukkan untuk mahasiswa berprestasi. PPA (peningkatan prestasi akademik) dan BBM (bantuan belajar mahasiswa) merupakan 2 macam beasiswa yang diperuntukkan bagi mahasiswa di UNY  yang tak pernah sepi dari para peminatnya. Setiap kali ada pengumuman dibukanya pengajuan beasiswa, berbondong - bondong mahasiswa FIP khususnya berlomba untuk mendapatkan beasiswa tersebut.

Peningkatan prestasi akademik,  tentunya diharapkan untuk mahasiswa yang mendapatkannya menjadi lebih termotivasi dalam menggenjot kemampuan akademiknya supaya tetap terus berprestasi. Tapi apakah pada faktanya juga berjalan seperti apa yang diinginkan? Sungguh menjadi dilema tersendiri bagi mahasiswa yang mendapatkannya. Diberi tugas menyusun PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) yang diharapkan akan mengasah motivasi mahasiswa dalam berkarya dalam mengembangkan dirinya. Begitu juga dengan BBM atau bantuan belajar mahasiswa, diperuntukkan untuk mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam pembiayaan perkuliahan. Dengan begitu mahasiswa akan bekerja keras belajar mengejar Indeks Prestasi untuk dapat memenuhi syarat dalam mengajukan bantuan guna meringankan beban orang tua dalam pembayaran kuliah dan pemenuhan buku – buku perkuliahan.

Semua itu tentunya sangat mulia tujuan dan maksud dari pengadaan beasiswa, tetapi fakta yang terjadi pada akhir – akhir ini sedikit berbeda bahkan menyimpang jauh dari tujuan pengadaan beasiswa tersebut. Uang yang diterima oleh para mahasiswa sering disalahgunakan untuk hal – hal yang sebenarnya kurang begitu penting dalam menunjang perkuliahan. Misalnya saja si A mengajukan beasiswa BBM dengan alasan meringankan beban orang tua dalam mencukupi kebutuhan kuliah, tetapi uang yang seharusnya digunakan untuk alasan itu dipakai membeli HP yang terbaru dan digunakan berfoya – foya menjajakan makan teman – temannya. Sungguh ironis, disaat sebagian besar mahasiswa yang berjuang keras mencari kerja part time guna membayar uang semesterannya.  

Tidak menyangka dan tidak terduga, disaat sedang gencarnya pendidikan karakter di kampus kita ini tetapi masih banyak yang belum bisa memahami pentingnya nilai karakter dalam diri mahasiswa. Beasiswa memang hak setiap mahasiswa untuk mendapatkannya asalkan memenuhi persyaratan dan lolos seleksi. Tetapi tidakkah para penerima beasiswa itu menyadari akan pentingnya uang yang mereka terima? Bukan hanya sekedar digunakan untuk “syukuran” dengan teman – temannya karena telah mendapatkan beasiswa, melainkan bagaimana caranya supaya bisa memanfaatkan uang tersebut agar benar – benar bermanfaat dalam menunjang proses perkuliahan.

Seorang mahasiswa yang mendapatkan beasiswa tentunya dia akan mendapatkan sebuah tugas membuat PKM, dimana dibagi kelompok – kelompok untuk menyusun dan mengelola setiap gagasan dari mahasiswa. Masih ada juga individu – individu yang hanya ikut – ikutan tanpa memberikan kontribusinya dalam pembuatan PKM tersebut. Hanya beranggapan kalau namanya telah tercantum dalam salah satu proposal, maka kewajibannya akan selesai begitu saja.  

Lebih jauh kita tenggok dalam kebijakan mengenai beasiswa yang telah dibuat oleh para pembuat kebijakan tersebut. Faktor- faktor apa saja yang menjadi pertimbangan dalam penentuan si penerima beasiswa. Mulai dari faktor keberuntungan, penghasilan orang tua atau prestasi mahasiswa? Masih menjadi pertanyaan besar untuk mahasiswa mengenai kebijakan tersebut. Hanya saja harapan serta himbauan agar penerima beasiswa adalah mahasiswa yang benar – benar membutuhkannya dan berhak untuk mendapatkannya.

0 komentar:

Posting Komentar